Teknik Perminyakan sebetulnya adalah bidang ilmu yang mempelajari bagaimana terbentuknya minyak dan gas bumi di bawah permukaaan tanah, sehingga dapat diketahui jumlah cadangan yang ada, dan selanjutnya dapat diproduksikan ke permukaan dalam bentuk crude oil ataupun gas alam. Seiring dengan perkembangan dalam industri energi, panas bumi juga tercakup di dalam teknik perminyakan ini. Di dalam industri migas, teknik perminyakan ini diterapkan dalam industri hulu (upstream).

Selasa, 21 Desember 2010

Indonesia Konsesi Minyak & Gas dan Peta Infrastruktur

PricewaterhouseCoopers Indonesia recently released the Indonesia Oil & Gas Concession and Infrastructure Map. PricewaterhouseCoopers Indonesia baru-baru ini merilis Oil Indonesia & Gas Konsesi dan Peta Infrastruktur.
The map consists of information about 238 Oil & Gas blocks by company operator (including Government's blocks); the company name, location, block name, contract type and operation effective date. Peta tersebut terdiri dari informasi tentang 238 blok Minyak dan Gas oleh operator perusahaan (termasuk blok Pemerintah); nama perusahaan, lokasi, nama blok, tipe kontrak dan tanggal operasi yang efektif. Additional information on major infrastructure across Indonesian territory is also presented on the map. Informasi tambahan pada infrastruktur besar di seluruh wilayah Indonesia juga disajikan pada peta.


2010 2010
Indonesia Minyak dan Gas Bumi dan Prasarana Wilayah peta 2010
2009 2009

Rabu, 01 Desember 2010

Minyak

Minyak dan gas sekarang memang masih menjadi sumber energy utama di Indonesia, dari mulai bikin tempe goreng, sampe pembangkit listrik.
(Manusia yang semakin langka, tukang minyak keliling.)
Tahukah anda kalau Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai industri minyak tertua di dunia? Industri perminyakan Indonesia sudah dimulai waktu di jajah Belanda, sekitar tahun 1883, nama perusahaannya Koninklijke Nederlandsche Maatschappij tot Exploitatie van Petroleum-bronnen in NederlandschIndi (panjang bener namanya, intinya kalo ke POM bensin liat tulisan SHELL, nah itu dia yang dimaksud). Eksplorasi minyak sendiri secara modern baru dimulai sekitar tahun 1825 di Russia.
Dan Indonesia bergabung dengan OPEC (kartel minyak dunia) sekitar tahun 1962, setahun setelah OPEC berdiri, dan keluar dari OPEC akhir tahun 2008. OPEC sendiri memiliki cadangan minyak sekitar 2/3 dari cadangan dunia dan sekitar 33% produksi minyak dunia.
Sejak Maret 2004 Indonesia merupakan net importer minyak, dan import minyak dan turunannya sekitar 360 ribu barrel/hari pada tahun 2009 (1 barrel kurang lebih= 159 liter). Yang beli adalah BPH Migas (badan pengatur hilir) dan agennya ya Pertamina.
Yang terlihat cerah sepertinya Industri gas alam dan batu bara, yang terus mengalami peningkatan produksi.
Indonesia mengimpor minyak mentahnya kebanyakan dari Timur Tengah, dan produk dari minyak mentah dari Singapura dan Malaysia (tapi sebagian besar diproses di kilang Pertamina).
Cadangan minyak Indonesia (proved reserve) sekitar 0.3% dari cadangan dunia, dan lebih kecil dari Malaysia, yang mencapai 0.4% (kok bisa ya?). total produksi minyak mentah Indonesia mencapai 1.2% dari total produksi dunia, lebih besar dari Malaysia yang sebesar 0.9% (BP Statistical review).
Sedangkan ekspor minyak Indonesia utamanya minyak yang berkualitas tinggi, yaitu Minyak Minas (Riau)(termasuk minyak light-sweet, derajat API tinggi, kandungan belerang rendah), umumnya diekspor ke jepang dan korea selatan.

Produksi Minyak Turun Akibat Insiden Chevron



Ada penurunan produksi lifting minyak akibat insiden kebocoran pipa PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) di Kabupaten Rokan Hilir, Riau.

"Saya sudah mendapatkan laporan lifting dalam rapat, tidak tercapainya target itu, disebabkan pecahnya pipa gas yang menuju Chevron itu, akibatnya terjadi penurunan produksi yang cukup besar," ujarnya Hatta saat ditemui di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan produksi sempat menurun signifikan akibat kejadian tersebut, apalagi dari perusahaan asal AS itu menyumbang hampir 50 persen dari target produksi lifting minyak nasional sebesar 965 ribu barel per hari.

"Produksi kita drop cukup signifikan belasan ribu kalau tidak salah 150 ribu barel kumulatifnya selama beberapa hari, itu per hari. Kalau kita bagi per hari maka cukup besar dan itulah akibatnya kemungkinan tidak akan tercapai," ujar Hatta.

Menurut dia, saat ini rata-rata produksi minyak hanya mencapai 950,5 ribu barel per hari dan akibat kebocoran pipa sempat mengurangi target produksi sebesar 160 ribu per barel selama dua minggu.

"Itu kehilangan 160 ribu barel per hari selama sekitar dua minggu (15 hari), kali kan 15 dibagi 365 hari, rata-rata ditemukan hampir 6.600 barel per hari kebocorannya," ujar Hatta.

Ia mengatakan selama ini target lifting minyak terkait dengan penerimaan dan walaupun ada indikasi lifting minyak menurun dari target sebesar 965 ribu per barel, ada kemungkinan target penerimaan negara bisa tercapai karena harga ICP yang masih dalam asumsi pemerintah.

"Kadang-kadang lifting menurun tapi target penerimaan negara tercapai, karena harganya cukup baik penerimaan negara itu kan kita akumulasi dari minyak dan gas," ujarnya.

Hatta menambahkan, pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan optimalisasi lifting minyak pada 2011 dengan menimbang kembali penggunaan asas cabotage atau kewajiban penggunaan kapal berbendera Indonesia, terutama bagi pengeboran kilang minyak di lepas pantai perairan.

"Persoalannya menjadi muncul ketika `driling rig` untuk laut dalam, dikategorikan sebagai kapal padahal Indonesia tidak memiliki peralatan pengeboran untuk laut dalam itu. Kalau mau pengecualian dikunci sama UU, (padahal) UU mengatakan pokoknya semua sudah harus menggunakan berbendera Indonesia tidak ada pengecualian," ujarnya.

Menurut dia, untuk mencapai target lifting minyak 970 ribu barel per hari pada 2011, maka perlu dicari jalan tengah untuk mengatasi permasalahan ini, seperti melakukan dialog dengan DPR dan melakukan revisi UU Perhubungan Laut.

"Inilah yang mengakibatkan beberapa investor kita merasa bagaimana ini, sedangkan `rig`-nya tidak ada di Indonesia. Inilah yang saya bahas tadi pagi harus ada jalan keluarnya. Solusi jalan tengahnya sedang dibicarakan dengan DPR bagaimana kita mencari solusi terhadap ini. Salah satunya revisi," ujarnya.

Ia mengatakan dengan revisi tersebut diharapkan eksplorasi pengeboran minyak tidak terganggu dan dapat meningkatkan produktivitas.

"Asas `cabotage` itu bagus harus didukung tapi kalau sampai barang itu tidak ada, juga tidak boleh menggunakan asing, itu bisa mengakibatkan eksplorasi kita terganggu," ujarnya. (*)

Kamis, 25 November 2010

Produksi Minyak Chevron Indonesia Bertambah 1.000 Bph




Duri, Riau - PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) meresmikan pertambahan produksi minyaknya 1.000 barel per hari dari lapangan North Duri. Produksi dari lapangan ini akan mencapai puncaknya 34.000 pada 2012.

Kekayaan Blok Ambalat 3 Kali Hutang Indonesia

Kasus Ambalat mencuat lagi, setelah terakhir tahun 2005. Apa sebenarnya yang dipertahankan? Benarkah blok yang luasnya 15.235 kilometer persegi, ditengarai mengandung kandungan minyak dan gas yang dapat dimanfaatkan hingga 30 tahun.

Menurut para ahli perminyakan, memperkirakan nilai cadangan minyak dan gas yang terkandung di Ambalat mencapai Rp 4.200 triliun atau tiga kali hutang Indonesia.

Melihat kondisi demikian, Malaysia paham betul bahwa di dekat Sipadan dan Ligitan, khususnya di blok Ambalat terkandung cadangan minyak dan gas bumi yang cukup menjanjikan. Itu artinya, konflik Ambalat adalah konflik ekonomi karena kandungan minyak dan gas bumi yang cukup besar.

Karena itulah Malaysia mengklaim Ambalat sebagai kawasan yang patut dipertahankan, melalui peta unilateral yang dikeluarkan secara sepihak pada tahun 1979, sedangkan Indonesia berkeyakinan Ambalat masuk wilayah Indonesia seperti yang termuat dalam peta buatan TNI Angkatan Laut.

Mungkin, bagi Indonesia, kasus Sipadan dan Ligitan tahun 2002, menjadi pelajaran berharga. Sehingga dalam kasus Ambalat ini, Indonesia tidak ingin salah langkah lagi.

Disisi lain, seperti diketahui pada 16 Februari lalu setelah perusahaan minyak Petronas Malaysia memberikan izin kepada perusahaan Shell (Belanda-Inggris) untuk mengeksplorasi kawasan blok minyak XYZ (demikian Malaysia menyebutnya) di kawasan Ambalat.

Padahal daerah "cadangan Ambalat" ini (istilah Indonesia), telah dieksplorasi terlebih dahulu oleh perusahaan ENI (Italia) dan Unocal (AS) atas pemberian izin Pemerintah Indonesia tahun 1980-an. Blok Ambalat disebut-sebut memiliki kandungan minyak dan gas bumi yang sangat besar.

Sehingga saling tarik menarik wilayah Ambalat semakin alot. Lalu bagaimana mengetahui kalau Ambalat memiliki kandungan yang luar biasa besarnya bagi perekonomian bangsa.

Dikutip dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), untuk mengetahui bagaimana situasi daerah dapat terdeteksi memiliki kandungan sumber daya mineral, salah satu caranya adalah dengan menggunakan bantuan alat Remote Sensing, dan penggunaan alat ini terbukti memiliki kemampuan yang bisa diandalkan.
Selain itu, pada dasarnya bumi memiliki permukaan dan variabel yang sangat kompleks. Relief topografi bumi dan komposisi materialnya menggambarkan bebatuan pada mantel bumi dan material lain pada permukaan dan juga menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan.

Masing-masing tipe bebatuan, patahan di muka bumi atau pengaruh-pengaruh gerakan kerak bumi serta erosi dan pergeseran-pergeseran muka bumi menunjukkan perjalanan proses hingga membangun muka bumi seperti saat ini.

Proses ini dapat dipahami melalui disiplin ilmu geomorfologi. Eksplorasi sumber daya mineral merupakan salah satu aktivitas pemetaan geologi yang penting. Pemetaan geologi sendiri mencakup identifikasi pembentukan lahan (landform), tipe bebatuan, struktur bebatuan (lipatan dan patahannya) dan gambaran unit geologi.

Saat ini hampir seluruh deposit mineral di permukaan dan dekat permukaan bumi telah ditemukan.

Karenanya, pencarian sekarang dilakukan pada lokasi deposit jauh di bawah permukaan bumi atau pada daerah-daerah yang sulit dijangkau.

Metode geofisika dengan kemampuan penetrasi ke dalam permukaan bumi secara umum diperlukan dalam memastikan keberadaan deposit minyak bumi dan gas.
Akan tetapi informasi awal tentang kawasan berpotensi untuk eksplorasi mineral lebih banyak dapat diperoleh melalui interpretasi ciri-ciri khusus permukaan bumi pada foto udara atau citra satelit.

Proses pembentukan minyak dan gas dihasilkan dari pembusukan organisma, kebanyakan dari hasil tumbuhan laut (terutama ganggang dan tumbuhan sejenis) dan juga binatang kecil seperti ikan, yang terkubur dalam lumpur yang berubah menjadi bebatuan. Proses pemanasan dan tekanan di lapisan-lapisan bumi membantu proses terjadinya minyak dan gas bumi.

Berdasarkan itu juga, Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (BP Migas) akan memperpanjang masa eksplorasi Blok East Ambalat, yang dioperasikan Chevron Indonesia Company. Blok yang terletak di perbatasan RI-Malaysia ini kontraknya akan berakhir 2010 mendatang.

Kepala BP Migas R Priyono mengatakan perpanjangan akan diberikan selama empat tahun, dan perpanjangan pun diberikan karena pemerintah melihat blok tersebut bernilai strategis.

Bahkan, pemerintah dalam hal ini Departemen ESDM diminta untuk memberikan perpanjangan kontrak, namun keputusan akhir di tangan pemerintah. Proses di Ambalat sendiri sekarang ini, kata dia, masih melakukan survai seismik.

Sementara East Ambalat diklaim oleh negeri jiran Malaysia sebagai wilayah eksplorasi mereka. Selain East Ambalat, Malaysia juga mengklaim Blok Ambalat yang dioperasikan ENI sebagai miliknya. Sedang, Blok Bukat yang juga berada di perbatasan utara dengan Malaysia tidak diklaimnya.

Blok Bukat yang dioperasikan ENI direncanakan mulai berproduksi minyak dan gas pada tahun 2010. Berdasarkan perkiraan awal dari lima sumur yang sudah dibor, terdapat penemuan migas cukup besar di Lapangan Aster yakni mencapai 30.000-40.000 barel minyak per hari.

10 Negara Penghasil Cadangan Minyak Terbesar di Dunia

Sektor transportasi dan industri menjadi penyumbang terbesar untuk kebutuhan minyak dunia dengan pertumbuhan rata-rata 1,2% per tahunnya sampai dengan tahun 2030. Dan yang perlu dijadikan catatan adalah negara-negara di kawasan Asia-Pasifik dan Asia Selatan memberikan porsi terbesar yaitu 58% dari total peningkatan kebutuhan minyak dunia. Hal ini mengingat di kawasan tersebut terdapat negara-negara berkembang dengan populasi penduduk yang sangat besar seperti Indonesia, India, Vietnam, serta negara maju seperti China yang konsumsi minyaknya menempati urutan ketiga di dunia.Untuk memenuhi kebutuhan akan minyak semua negara berusaha untuk menyimpan cadangan minyak sebanyak-banyaknya untuk digunakan beberapa tahun kedepan.  Berikut ini urutan  10 negara penghasil cadangan minyak terbesar di dunia ( last update 01 january 2010 )…
Bagaimana dengan Indonesia ????

1. Arab Saudi
Arab Saudi mempunyai hampir 20% cadangan minyak dunia dan merupakan pengekspor minyak terbesar. Sekitar 11% impor minyak Amerika Serikat berasal dari Arab Saudi pada tahun 2005.
2. Kanada
Mengejutkan banyak pihak bahwa Kanada mempunyai hampir 13% cadangan minyak. Tetapi kebanyakan minyak tersimpan di dalam pasir minyak, suatu deposit aspal yang harus diolah terlebih dahulu menjadi minyak mentah sebelum dapat di refinasi.
3. Iran
Iran mempunyai 10% cadangan minyak dunia. Tetapi negara tersebut terkena sanksi ekonomi dan ekspor, oleh karena itu tidak berkontribusi secara langsung terhadap impor minyak Amerika Serikat.
4. Irak
Ekonomi Irak lebih banyak di dorong oleh sektor minyak. Dengan menguasai 8% cadangan minyak dunia, pendapatan negara 95% bergantung pada minyak.
5. Uni Emirat Arab
Cadangan minyak dan gas bumi Uni Emirat Arab dapat bertahan selama lebih dari 100 tahun. Selama 30 tahun terakhir ini cadangan minyak Uni Emirat Arab berjumlah 7% cadangan minyak dunia. Uni Emirat Arab telah berubah dari negara miskin menjadi negara dengan standar hidup yang tinggi.
6. Kuwait
Kuwait adalah negara kecil tetapi kaya yang mempunyai cadangan minyak hampir sama dengan Uni Emirat Arab. Setelah bebas dari invasi Irak, Kuwait telah menghabiskan lebih dari US$5 milyar untuk memperbaiki infrastruktur minyak.
7. Venezuela
Sekitar 80% pendapatan negara begantung dari sektor minyak. Memegang 5,6% cadangan minyak dunia, Venezuela berkontribusi sebanyak 11% dari impor Amerika Serikat.
8. Rusia
Rusia mempunyai 5% cadangan minyak dunia tetapi merupakan pengekspor minyak terbesar kedua setelah Arab Saudi. Pendapatan dari ekspor minyak telah meningkatkan cadangan devisa Rusia sejak tahun 2005. Rusia juga pengkonsumsi minyak terbesar kelima di dunia.
9. Libya
Negara di utara Afrika yang menguasai 3% cadangan minyak dunia ini, hampir seluruh   ekonominya bergantung pada ekspor minyak yaitu 95%.
10. Nigeria
Nigeria adalah negara kaya minyak yang menguasai 2,5% cadangan minyak dunia, dan    hampir keseluruhan ekonominya bergantung dari sektor minyak.

Pertamina temukan 61 Juta barel cadangan minyak baru



Pertamina Eksplorasi dan Produksi (Pertamina EP) berhasil menemukan cadangan minyak baru sebesar 61 juta barel dan gas sebesar 619 miliar kaki kubik sepanjang semester pertama tahun ini. Cadangan tersebut merupakan hasil temuan di 9 dari 12 sumur eksplorasi.
Menurut Vice President of Corporate Communication Pertamina Muchamad Harun, sumur itu berada di wilayah Indramayu, Bekasi, dan Sumatera Selatan. "Ini keberhasilan temuan minyak dan gas Pertamina. Dari 12 sumur yang digali, 9 di antaranya ternyata menghasilkan," katanya.
Keberhasilan temuan cadangan itu sekaligus menaikkan rasio kesuksesan penggalian Pertamina menjadi 75 persen dari sebelumnya 40-50 persen. Penemuan ini melebihi perkiraan jumlah produksi minyak dan gas pada 2010, yang mencapai 46,7 juta barel minyak dan 381 miliar kaki kubik gas. "Prestasi itu menempatkan Pertamina menjadi produsen kedua minyak dan gas terbesar kedua di Indonesia," ujar Harun.
Sepanjang 2010, kata Harun, Pertamina EP sangat agresif melakukan eksplorasi minyak dan gas. Tahun ini Pertamina menargetkan pengeboran 26 sumur eksplorasi di berbagai daerah, yang terdiri atas 14 sumur taruhan (wildcat), 14 sumur deliniasi (daerah resapan), dan 1 sumur re-entry. Adapun untuk kegiatan survei, Pertamina menargetkan survei eksplorasi 712 kilometer (seismic 2D) dan 1.345 kilometer (seismic 3D).
Dengan demikian, hingga semester pertama 2010, produksi minyak Pertamina menyentuh level 130,4 ribu barel per hari, meningkat dari pencapaian Pertamina tahun lalu yang mencapai 127,1 ribu barel per hari. Kenaikan juga terjadi dalam produksi gas di posisi 1.050 miliar kaki kubik per hari, naik tipis dibandingkan dengan produksi tahun lalu sebesar 1.043 miliar kaki kubik per hari.